Suara Merdeka , 23 September 2012 ( Rubrik Konek )
Games merupakan kata yang sering kita dengar dalam
kehidupan sehari-hari terutama di kalangan anak dan remaja karena tidak ada anak
dan remaja masa kini yang tak mengenal games. Bahkan ada dari mereka mempunyai perasaan
bahwa dunia tanpa games bagaikan makan sayur tanpa garam. Sehingga banyak
sekali yang memainkan games untuk menghilangkan rasa bosan, sebagai sarana
rekreasi, dan media untuk lebih mengenal banyak orang.
Selain itu, games tidak sekedar berfungsi sebagai permainan
semata melainkan mempunyai kekuatan yang dapat membuat seseorang yang tadinya
mengalami stress menjadi lebih segar. Tapi apa jadinya seandainya kita
membicarakan games dan menghubungkannya dengan anak dan remaja? Yang akan
timbul di benak orang dewasa mungkin beberapa hal negatif seperti kenakalan, kemalasan,
dan segala hal lain yang pastinya dapat merusak mental seorang anak.
Padahal jika kita telusuri lebih dalam, banyak sekali
manfaat games bagi perkembangan mental seorang anak. Diantaranya menjadikan
imajinasi seorang anak terutama pada usia dini menjadi lebih kreatif diantara
anak seusianya. Kenapa dapat menjadikan seorang anak menjadi lebih kreatif? Ketika
seorang anak memainkan sebuah games, maka daya pikirnya akan bekerja untuk
memecahkan masalah di dalam permainan tersebut, sehingga muncul ide-ide kreatif
dalam diri anak tersebut.
Media
Pembelajaran
Games juga dapat menjadi suatu media pembelajaran bagi
seorang anak karena kebanyakan games menggunakan bahasa Inggris dalam pengoperasiannya
dan mengandung soal-soal yang membutuhkan perhitungan di dalamnya sehingga baik
sekali bagi perkembangan otak anak khusunya usia dini. Selain itu melalui games
seorang anak dapat dilatih menjadi seorang pemimpin yang memiliki kemampuan
dalam hal kreatifitas, respon otak yang baik dalam menghadapi suatu
permasalahan dan juga memiliki intelligent yang tinggi .
Ada beberapa penelitian yang dapat mendukung pernyataan
di atas. Seperti penelitian yang dilakukan oleh seorang Menteri Sekretariat
Kabinet di Inggris yang benama Tom Watson menyebutkan bahwa dengan bermain
games, anak-anak dapat belajar melatih pikiran, konsentrasi, menjawab tantangan
dan beradaptasi terhadap perubahan lingkungan mereka. Lalu yang kedua, menurut beberapa peneliti dari University of
Rochester, New York, Amerika Serikat yang melakukan penelitian mengenai dampak
positif games. Menurut mereka, Anak yang bermain video games akan mengembangkan
kemampuan dalam membaca, matematika, dan pemecahan masalah.
Pendapat yang ketiga berasal
dari Mark Griffiths, seorang
profesor di Nottingham Trent University, Inggris, menyatakan bahwa dengan
bermain games dapat meringankan dan bahkan mengalihkan perhatian dari rasa
sakit yang diderita oleh seorang anak yang sedang dalam masa perawatan,
misalnya seperti kemoterapi yang dimana biasanya rasa sakit yang ditimbulkan
ketika selesai kemoterapi akan begitu menyiksa dan dengan bermain games, rasa
sakit akan berkurang yang diikuti dengan penurunan tensi darah. Bermain games
juga baik untuk fisioterapi anak-anak khususnya yang mengalami cedera
tangan.
Sisi Negatif
Selain sisi positif, games juga mempunyai sisi negatif
yang dapat mempengaruhi mental seorang anak. Jadi games dapat diartikan juga
sebagai obat yang mempunyai kegunaan untuk mengobati suatu penyakit tetapi juga
memiliki dampak samping di dalamnya. Contoh yang sederhana seperti kecanduan
berlebihan kepada games yang menyita perhatian sehingga seorang anak tidak
dapat melanjutkan aktivitas utamanya, menimbulkan rasa gelisah apabila tidak
bermain games, sehingga akhirnya menurunkan prestasi belajar di sekolah.
Selain itu games seperti Call of Duty atau Counter Strike
yang mengandung unsur perang dapat membuat anak dan remaja mengalami
peningkatan agresifititas yang mengarah pada kekerasan. Bila semua hal tersebut
memburuk, maka tidak akan ada obat yang dapat menyembuhkannya. Oleh karena itu
yang dapat kita lakukan hanya mencegah agar semua itu tidak terjadi. Caranya
adalah dengan melakukan bimbingan terhadap anak ketika akan memainkan suatu
permainan dan pembatasan jam bermain seorang anak ketika memainkan suatu
permainan atau games.
Tetapi ada sedikit catatan bagi orang tua agar untuk jangan
menutup akses seorang anak dalam bermain games khususnya di usia emasnya. Sebab
dengan bermain games, seorang anak dapat menumbuhkan kreatifitas yang
dimilikinya. Cukup dengan memberikannya pengaturan waktu dalam bermain dan
bimbingan dari orang tua maka sisi positif games akan muncul di dalam dirinya.
Mengalihkan energi berlebihan dari sang anak yang semula
pemain games menjadi pencipta games merupakan salah satu solusi yang bisa
dipertimbangkan. Kreatifitas dan waktunya dapat menghasilkan karya yang
bernilai secara finansial dan bermanfaat bagi masyarakat penggunanya.
(Veinta
Sonrizky Mayo, penerima Beasiswa Unggulan Kemendikbud, mahasiswa program
Game Technology Unika Soegijapranata)
0 komentar:
Posting Komentar